Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura sudah mulai merintis promosi pariwisatanya. Mengingat harga minyak dunia yang sudah mencapai US100 per barel membuat negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah menjadi semakin kaya. Dan potensi mereka untuk berwisata lebih mengacu pada negara-negara di Asia Tenggara daripada di Eropa atau tempat lainnya. Hal ini terjadi karena saat ini penduduk Timur Tengah yang mayoritas muslim sering diidentikkan dengan teroris oleh bangsa Eropa dan Amerika. Makanya mereka lebih memilih berlibur di tempat yang tidak terlalu sensitif terhadap Islam seperti di Asia Tenggara. Walaupun tidak dipungkiri pula turis-turis dari belahan dunia lain juga banyak berdatangan.
Di saat ketiga negara tersebut sudah gencar promosi wisata seperti kita lihat slogan visit Malaysia yang promosinya begitu merebak di media-media Indonesia. Memang pariwisata mereka sangat berkembang pesat dan tidak malu-maluin untuk didatangi turis asing, misalnya saja yang terbaru di Malaysia yaitu adanya ombak buatan di tengah kota yang dijadikan ajang surfer kelas dunia. Thailand yang menonjolkan beraneka macam makanan khas Asia Tenggara juga dengan agrowisatanya. Singapura yang dikenal sebagai surga belanja dan fasilits wisatanya yang benar-benar membuat berdecak kagum.
Indonesia justru baru mulai merangkak merintis promosi wisatanya. Suatu perkembangan terbaru adalah dipasangnya logo Visit Indonesia di pesawat Garuda Indonesia. Pariwisata Indonesia masih berfokus di Bali dan belum ada suatu perkembangan berarti yang dapat menyedot turis asing lebih banyak lagi.
Diharapkan pemerintah semakin mempertimbangkan hal ini. Salah satu magnet yang bisa dimanfaatkan adalah ajang KTT ke-13 UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, tanggal 3-14 Desember lalu tentunya bisa semakin membuat Bali semakin dikenal, mengingat konverensi ini bertaraf internasional. Untuk itu potensi wisata di Bali perlu dikembangkan dan ditingkatkan kembali.
Selain itu daerah-daerah lain yang sebenarnya punya potensi wisata sebaiknya lebih diperhatikan seperti Taman Laut Bunaken, Candi Prambanan yang ternyata bagus banget dan pemerintah juga sudah mulai melakukan perbaikan-perbaikan pasca gempa, Candi Borobudur yang sekarang sudah tidak lagi termasuk salah satu tujuh keajaiban dunia dan bila ditata ulang lingkungan sekitarnya mungkin akan masih menjadi salah satu magnet bagi turis-turis asing, dan juga tempat-tempat wisata lainnya.
Mengingat Indonesia sebenarnya punya banyak potensi alam yang indah yang bisa diberdayakan menjadi tempat wisata asal dikelola dengan baik. Peran serta seluruh masyarakat Indonesia tentu saja akan sangat diperlukan untuk mendukung pemerintah dalam pengembangan sektor wisata. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan perusakan-perusakan terhadap fasilitas wisata yang ada. Semoga visit Indonesia tidak hanya menjadi sebuah slogan semata tetapi bisa benar-benar direalisasikan.
2 komentar:
Let,jd jual jamu gak?Barangkali ncik2 dari Timur Tengah tu maw beli jamu kuat buatanmu...Hakhakhak... ^O^
weh gembel,,,
langsung tanggap je,,,padahal baru aja ta posting,,,
sejak kapan ncik-ncik berasal dari Timur Tengah??ngawur ae,,,
dol jamuku tu jamu elit,,,
kaya jamu tambah tajir,,
jamu tambah pinter,,,
bukan jamu-jamu murahan kaya jamu kuat,,,
hwehehehehe,,,
Posting Komentar